Tuesday, April 20, 2010

Jadikan Perbedaan Menjadi Arti Kehidupan

Melalui blog keluarga pengalaman menonton film akan saya bagi kepada pembaca. Bagi saya menonton film tidak sekedar menikmati kebersamaan menonton bersama komunitas pencinta film, ataupun merasakan sensasi teknologi suara dan imaji dari sebuah bioskop, namun lebih saya konsentrasikan kepada pesan yang terdapat di dalam film tersebut. Tidak jarang, pesan yang disampaikan sang sutradara berbeda dengan apa yang saya cerna saat menikmati film.

Namun itulah yang terjadi, secara teori (tentunya teori saya pribadi, mungkin belum ada di dalam buku apapun hehehe) apa yang dirasakan pemirsa akan memiliki arti khusus berdasarkan pengalaman hidup masing-masing, sehingga saat mencerna pesan dari sebuah film akan menimbulkan perbedaan satu sama lain. Berbeda halnya manakala mereka memiliki kesamaan pengetahuan dan pengalaman, maka cara memahami pesan dari sebuah film akan sama.

Tetapi bukankah akan menjadi membosankan manakala kita memiliki pendapat yang sama? Oleh karena itu mari sama-sama kita gali perbedaan diantara kita untuk memberikan arti dalam kehidupan kita masing-masing.

Thursday, April 8, 2010

Gayus Oh Gayus, Riwayatmu Kini...

Jika bicara tentang isu yang sedang trend saat ini mungkin kata "Gayus" lebih membahana daripada lainnya. Khususnya bagi masyarakat Indonesia yang peduli tentang ekonomi dan keuangan negara yang berdampak pada kesejahteraan sosial.

Terlepas dari masalah ekonomi dan politik, saya lebih menilik pada permasalahan budaya dan pendidikan moral. Anggap saja isu "Gayus" adalah salah satu pemicu penguat keyakinan kita sebagai insan manusia yang bermartabat dan punya harga diri. Maka dari sejak pemicu itu hadir di berbagai media akhir-akhir ini, seyogyanya kita (dan saya sendiri tentunya) mulai bercermin. Bercermin diri dengan mengungkapkan sebuah pertanyaan: Sudahkah kita (saya) jujur kepada diri (saya) kita sendiri?

Berikutnya, take action! mencoba jujur dari hal-hal yang kecil. Jika ingin pintar, sudahkah (saya) kita jujur telah belajar? Jika ingin sukses, sudahkah (saya) kita jujur dalam berusaha? Jika ingin bahagia, sudahkah (saya) kita jujur dalam mencapainya? Jika ingin kota kita bersih, sudahkah (saya) kita jujur untuk tidak membuang sampah sembarangan? Jika ingin sehat, sudahkah (saya) kita jujur untuk menghindari segala sesuatu yang menyebabkan sakit? Jika ingin dunia ini bersih dari korupsi, sudahkah (saya) kita jujur dalam bertransaksi? Jika ingin tidak ada kemacetan, sudahkah (saya) kita mentaati peraturan lalu lintas yang berlaku?

Ah, semuanya koq klise ya :-? Jujur saja lah, sudahkah (kita) saya berhenti menilai orang lain (Gayus dan para koruptor lainnya) dan memutuskan untuk merubah kebiasaan buruk selama ini?