Thursday, October 1, 2009

4x4=16


Notes ini ditulis karena saya merasa senang, bahagia dan bangga dengan anak-anak jaman sekarang yang mau MENULIS, salah satu anak itu adalah keponakan-ipar saya yang bernama Bagas, meski sekedar membalas komentar saya via WALL-nya, rasanya hal tersebut tetap membanggakan.

------
Halo Bagas dan adik adik semua, terima kasih atas komentar dan balasan komentarnya melalui Social Media seperti Facebook ini. Silahkan balas komentar saya yang rajin-rajin yaaa, pasti saya akan balas kembali.

Dahulu kala saat saya masih sesusia kalian, hal yang paling sering saya lakukan adalah berkirim surat. Apalagi setelah terpaksa saya harus pergi meninggalkan tanah kelahiran saya yang sekaligus juga meninggalkan sahabat-sahabat saya di kota itu. Rasanya sedih sekali harus berpisah.

Dahulu tidak ada media komunikasi secanggih sekarang. Tapi rasa kangen dan ingin berkomunikasi dengan sahabat lama tiada terbendung, maka surat menyurat adalah cara berkomunikasi yang kami pakai kala itu. Kalo dicoba saat ini mungkin terasa KUNO ya? tapi patut diingat lho, bahwa tulisan tangan kita akan lebih bermakna dibandingkan huruf2 yang saya ketikkan saat ini. Mulai saat itu muncullah ungkapan "4x4=16, sempat tidak sempat harap dibalas". Apabila diingat saya jadi kangen ingin menulis surat seperti jaman dahulu lagi. Tapi apa daya, era informasi telah datang, rasanya menulis surat seperti dahulu kurang efektif untuk dilakukan lagi. Maklum yang mau dikirimin surat banyak banget rasanya. Bisa-bisa harus punya tukang pijat pribadi untuk memijat jari-jari tangan yang pegal2 karena harus menulis menggunakan PENA... :)

Baiklah Bagas dan adik adik sekalian, teruskan kegiatan menulismu.... 4x4=16 ya!

Wednesday, September 30, 2009

Bumi Andalas Oh Bumiku...

Di berbagai media ditampilkan potret suram bagian dari bumi Indonesia yang tertimpa bencana - Sumatera Barat. Di berbagai media sudah banyak komentar dan opini terkait bencana ataupun musibah yang menimpa saudara-saudara kita. Pak SBY-pun menggunakan istilah "tanggap darurat" dalam menyikapi kejadian ini. Setidaknya kita mengungkapkan rasa keprihatinan ini melalui saluran-saluran media yang dimiliki. Namun demikian ada benarnya bahwa keprihatinan dan bantuan yang diberikan tidak semata-mata karena trend sosial yang muncul di masyarakat, namun (semoga) hal tersebut datang dari sanubari kita yang terdalam, ikhlas.

Keprihatinan dapat ditunjukkan dalam banyak hal, memberikan bantuan moril & fisik di lapangan & memberikan bantuan dana melalui berbagai saluran keuangan kepada korban bencana. Namun manakala kita belum sanggup melakukan dua hal tersebut, ada hal yang urgent yang rasanya sepele dan sering menjadi wejangan para sesepuh kita: bersikap sopan kepada sesama, saling bantu dan hormat menghormati. Sikap prihatin dapat ditunjukkan di lingkungan terdekat kita sekalipun seperti: konsisten disiplin dalam hal kebersihan dan kesehatan, hemat sumber daya air dan listrik, selalu peduli dengan aspek-aspek K3, dan sebagainya. Dan yang terpenting adalah sebuah pertanyaan yang perlu kita jawab: apakah kita sudah pernah memberikan sesuatu kepada sesama dan bangsa ini?

Melalui blog ini, atas musibah gempa di Sumatra Barat dan dampaknya, saya turut berdo'a, semoga sanak saudara, kerabat dan keluarga yang ditinggalkan diberikan kesabaran dan tawaqal. Bagi korban gempa yang membutuhkan perawatan, semoga segera pulih kembali baik fisik dan mentalnya.

Badai pasti berlalu, semoga bumi Andalas bersinar kembali.


Monday, September 21, 2009

Oleh-oleh Lebaran 2009

Di saat yang suci ini, saya haturkan Selamat Menikmati Kemenangan, Selamat Idul Fitri 1 Syawal 1430 H, mohon dimaafkan baik lahir dan bathin. Semoga ibadah di bulan Ramadhan yang baru kita lalui bersama menjadi tauladan bagi aktifitas kita di bulan-bulan berikutnya, amiin.

Bagi teman-teman dan handai taulan yang mendapatkan kesempatan ber-mudik ria, semoga perjalanannya selalu menyenangkan, dan kembali ke Jakarta dengan semangat yang baru. Bagi yang belum berkesempatan berlebaran bersama keluarga karena harus bekerja, semoga tiada keraguan dalam menjalankan tugas yang mulia tersebut, tetap semangat ya.

Kali ini akan dibeberkan pengalaman serta cerita mudik yang saya alami di tahun 2009 ini. Alhamdulillah pihak manajemen memberikan kesempatan berlibur selama seminggu lebih, semoga ada kesempatan untuk menuliskan sesuatu yang bermanfaat sebagai Oleh-oleh Lebaran 2009.

Tuesday, August 18, 2009

Ramadhan 2009 & Dirgahayu RI 64 Tahun

Telah beberapa kali bangsa Indonesia mendapatkan cobaan yang mengarah kepada perpecahaan kesatuan dan persatuan bangsa. Mereka mencoba mengadu-domba kita melalui berbagai usaha. Yang pertama insiden bom di dua hotel di Jakarta dan belakangan yang mengarah kepada permusuhan dengan Malaysia. Dapat diperkirakan ada beberapa kalangan yang mengambil keuntungan atas perpecahan bangsa Indonesia dan permusuhan dengan bangsa lain di dunia.

Melalui papan ketik digital ini, saya mengucapkan Dirgahayu Republik Indonesia yang ke 64 tahun. Terima kasih kepada siapapun yang menggagas konsep Indonesia Unite belakangan ini. Semoga persatuan dan kesatuan bangsa Indonesia selalu terjaga dengan sebaik-baiknya seperti cita-cita bangsa tentang konsep Bhinneka Tunggal Ika. Saya juga menghimbau kepada kita semua agar selalu mencintai budaya dan sumber daya alam yang terkandung di bumi pertiwi dengan membuktikan buah karya kita sebagai anak bangsa yang bermartabat, memiliki harga diri dan selalu mengutamakan cinta damai.

Tak lupa saya ucapkan selamat menunaikan ibadah puasa bagi yang menjalankannya. Semoga amal ibadah kita selalu diterima Allah SWT. Untuk ini saya selalu ingat quote "saat lapar dan dahaga datang, ingatlah selalu bahwa masih ada sesama kita yang lebih lapar, lebih dahaga dan lebih menderita dibandingkan diri kita saat ini..."