Terlepas dari masalah ekonomi dan politik, saya lebih menilik pada permasalahan budaya dan pendidikan moral. Anggap saja isu "Gayus" adalah salah satu pemicu penguat keyakinan kita sebagai insan manusia yang bermartabat dan punya harga diri. Maka dari sejak pemicu itu hadir di berbagai media akhir-akhir ini, seyogyanya kita (dan saya sendiri tentunya) mulai bercermin. Bercermin diri dengan mengungkapkan sebuah pertanyaan: Sudahkah kita (saya) jujur kepada diri (saya) kita sendiri?
Berikutnya, take action! mencoba jujur dari hal-hal yang kecil. Jika ingin pintar, sudahkah (saya) kita jujur telah belajar? Jika ingin sukses, sudahkah (saya) kita jujur dalam berusaha? Jika ingin bahagia, sudahkah (saya) kita jujur dalam mencapainya? Jika ingin kota kita bersih, sudahkah (saya) kita jujur untuk tidak membuang sampah sembarangan? Jika ingin sehat, sudahkah (saya) kita jujur untuk menghindari segala sesuatu yang menyebabkan sakit? Jika ingin dunia ini bersih dari korupsi, sudahkah (saya) kita jujur dalam bertransaksi? Jika ingin tidak ada kemacetan, sudahkah (saya) kita mentaati peraturan lalu lintas yang berlaku?
Ah, semuanya koq klise ya :-? Jujur saja lah, sudahkah (kita) saya berhenti menilai orang lain (Gayus dan para koruptor lainnya) dan memutuskan untuk merubah kebiasaan buruk selama ini?
No comments:
Post a Comment