Saya pernah kecopetan. Alhamdulillah satu kali hal tersebut terjadi langsung menjadi pengalaman dan guru terbaik saya. Saat sadar bahwa dompet saya sudah tidak ada di dlm tas saya, perasaan saya jadi campur aduk; pertama jengkel, kesal dan berang; kedua sedih krn ada sejumlah uang pendaftaran ke universitas; ketiga merasa bego alias blo'on alias b o d o h banget krn berhasil ditipu orang; perasaan terakhir: dendam!
Sejak itu setiap kali naik kendaraan umum,
-Saya memperhatikan setiap 'oknum penumpang kendaraan umum' (maksudnya seseorang yang mencurigakan) di dalam bis/kendaraan umum.
-Saya tidak lagi memilih duduk/berdiri di bagian belakang, melainkan di depan dekat pintu keluar.
-Jika berdiri saya memilih menghadap ke belakang sambil mengawasi kondisi di dalam bis. Jika ada seseorang mencurigakan di dalam bis saya perhatikan dengan seksama. Sampai sekali waktu ada 'pelaku' yang mencoba beraksi mencopet namun sungkan karena gerak-geriknya saya selalu perhatikan.
-Saya menghindari bis yang cenderung padat. Pada prinsipnya harus ada ruang yang aman untuk saya didalam bis.
-Jika naik angkot/mikrolet, hindari ajakan ngobrol dengan seseorang yg gerak-gerik dan komunikasinya mencurigakan
-Bila akan naik bis/kendaraan umum, upayakan dari terminal besar, bila tidak hindari berebutan naik ke dalam bis, karena saat inilah mereka beraksi. Seingat saya dompet di dalam tas saya berhasil diambil saat saya berusaha merangsek masuk ke dalam bis dengan paksa. Sehingga ransel yang saya bawa tidak aman dan mudah dijangkau si pelaku pencopet.
-Saya tidak pernah lagi membawa tas di belakang, tapi saya tempatkan di depan.
-Saya tidak lagi menempatkan dompet di belakang, namun di kantong depan.
-Barang berharga dan HP harus terpantau selalu
-Saya juga menghindari tidur di dalam bis, kecuali saya sadar tidak membawa barang-barang berharga.
Alhamdulillah sejak saat itu saya aman dan terhindar aksi pencopetan.
Above Beyond Call of Duty
Tuesday, April 26, 2011
Monday, April 25, 2011
Film "Creek" tayang April 2011 di Jakarta
Terus terang saya nonton film ini karena dalam minggu ini tidak ada film baru yang lebih menarik yang ditayangkan melalui bioskop-bioskop Ibukota Jakarta.
Film ini jenisnya boleh dikatakan horror, tapi menurut saya bukan horror melainkan thriller. Melihat beberapa adegannya memang ada kecenderungan sadisme, karena ada darah di beberapa adegan. Melihat poster yang masuk ke Indonesia dengan nama film "Creek", sepertinya judul aslinya (Blood Creek) kena sensor oleh regulator di Indonesia.
Film ini benar-benar menegangkan pada pertengahan ceritanya. Apalagi ditambah beberapa adegan yang membuat penonton bertanya-tanya tentang kaitan adegan yang satu dengan lainnya. Memang tidak terlampau kompleks, namun cukup membuat penonton bergidik melihat sosok "makhluk" ganas yang akhirnya mengancam manusia tersebut.
Percaya atau tidak, bisa jadi ini terjadi dimasa lalu. Karena dahulu kala ada sebagian masyarakat yang percaya bahwa simbol-simbol membawa kekuatan hingga mengarah kepada keabadian.
Yang disesalkan adalah pada adegan pembantaian "makhluk" ini koq mirip-mirip adegan perang melawan alien di film-film fiksi ilmiah.
Pertanyaannya: apakah masyarakat yang percaya simbol-simbol ini masih ada di masa kini? Silahkan lihat filmnya hingga akhir cerita ya, mariiii....!
Jika penasaran, silahkan saja simak artikelnya disini:
http://en.wikipedia.org/wiki/Blood_Creek
Atau trailer-nya disini:
http://m.youtube.com/watch?desktop_uri=http%3A%2F%2Fwww.youtube.com%2Fwatch%3Fv%3D7mJNYSV-OXc&v=7mJNYSV-OXc&gl=US
Yang saya upload disini adalah poster asli
[img]https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgQnzrc2hXryhCWSIbU5Dy8NBo1l_DNwnfW2svyF8Q2Y-7mquSpH0u5-HVha4UTKT3_2YxlKJVPUtpAG3GQg9B3F5GpRrWbzXoYSqdfhJ_IXBOQeBkZiiuA-vNmK8QCAEMi90VjEpnKlSWu/s800/Blood+Creek+(2009).jpg[/img]
Poster courtesy of 1.bp.blogspot.com
*cengengesan(R)*
by rAsiLvEr T-597
Film ini jenisnya boleh dikatakan horror, tapi menurut saya bukan horror melainkan thriller. Melihat beberapa adegannya memang ada kecenderungan sadisme, karena ada darah di beberapa adegan. Melihat poster yang masuk ke Indonesia dengan nama film "Creek", sepertinya judul aslinya (Blood Creek) kena sensor oleh regulator di Indonesia.
Film ini benar-benar menegangkan pada pertengahan ceritanya. Apalagi ditambah beberapa adegan yang membuat penonton bertanya-tanya tentang kaitan adegan yang satu dengan lainnya. Memang tidak terlampau kompleks, namun cukup membuat penonton bergidik melihat sosok "makhluk" ganas yang akhirnya mengancam manusia tersebut.
Percaya atau tidak, bisa jadi ini terjadi dimasa lalu. Karena dahulu kala ada sebagian masyarakat yang percaya bahwa simbol-simbol membawa kekuatan hingga mengarah kepada keabadian.
Yang disesalkan adalah pada adegan pembantaian "makhluk" ini koq mirip-mirip adegan perang melawan alien di film-film fiksi ilmiah.
Pertanyaannya: apakah masyarakat yang percaya simbol-simbol ini masih ada di masa kini? Silahkan lihat filmnya hingga akhir cerita ya, mariiii....!
Jika penasaran, silahkan saja simak artikelnya disini:
http://en.wikipedia.org/wiki/Blood_Creek
Atau trailer-nya disini:
http://m.youtube.com/watch?desktop_uri=http%3A%2F%2Fwww.youtube.com%2Fwatch%3Fv%3D7mJNYSV-OXc&v=7mJNYSV-OXc&gl=US
Yang saya upload disini adalah poster asli
[img]https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgQnzrc2hXryhCWSIbU5Dy8NBo1l_DNwnfW2svyF8Q2Y-7mquSpH0u5-HVha4UTKT3_2YxlKJVPUtpAG3GQg9B3F5GpRrWbzXoYSqdfhJ_IXBOQeBkZiiuA-vNmK8QCAEMi90VjEpnKlSWu/s800/Blood+Creek+(2009).jpg[/img]
Poster courtesy of 1.bp.blogspot.com
*cengengesan(R)*
by rAsiLvEr T-597
Friday, April 22, 2011
Film "After Life" Bukan Film Horror
Jika ingin membaca tentang film ini silahkan mampir ke http://en.wikipedia.org/wiki/After.Life Tadinya saya mengira ini horror movie, ternyata thriller movie.
Film ini mengisahkan tentang seorang pengurus rumah duka yg punya kelainan jiwa. Secara kejiwaan menganggap dirinya seperti malaikat pencabut nyawa bahkan layaknya Tuhan. Modus operandinya adalah membunuh manusia yg dianggap tdk memiliki semangat hidup lagi
Tehniknya adalah alibi kecelakaan yg dibuatnya sendiri. Dia berperan sebagai petugas ambulans yang melaporkan kejadian kecelakaan kepada kepolisian, hingga memalsukan status seseorang menjadi status "telah tewas/telah meninggal", sekaligus sebagai pengurus "mayat"nya (sebenarnya tdk ada "mayat" dalam kasus ini hingga korban-nya masuk ke dlm tanah kubur) di rumah duka yg secara profesional dikelola.
Dalam cerita ini, selama di dalam rumah duka, bila korban-nya sadar (sambil diajak ngobrol), tidak lama kemudian dibius dengan obat bius dosis tinggi. Dalam film ini, calon "korban pembunuhan" benar2 dibuat seakan2 sudah mati. Dan siapapun yang tdk percaya dgn dirinya akan menjadi korban berikutnya.
Pada adegan terakhir, pacar korban yang curiga dengan gerak-gerik sang pengurus rumah duka akhirnya juga dibuat celaka di perjalanan, dan pada akhirnya dibunuh di rumah duka. Tragis!!!
Hingga adegan terakhir, kejahatan sang pengurus rumah duka tidak terdeteksi oleh siapapun, malahan dia memiliki pengikut baru yaitu seorang anak kecil yang tak terurus oleh keluarganya sendiri.
ck ck ck ck...
Semoga cerita ini tidak terjadi di dunia nyata ya.
Film ini mengisahkan tentang seorang pengurus rumah duka yg punya kelainan jiwa. Secara kejiwaan menganggap dirinya seperti malaikat pencabut nyawa bahkan layaknya Tuhan. Modus operandinya adalah membunuh manusia yg dianggap tdk memiliki semangat hidup lagi
Tehniknya adalah alibi kecelakaan yg dibuatnya sendiri. Dia berperan sebagai petugas ambulans yang melaporkan kejadian kecelakaan kepada kepolisian, hingga memalsukan status seseorang menjadi status "telah tewas/telah meninggal", sekaligus sebagai pengurus "mayat"nya (sebenarnya tdk ada "mayat" dalam kasus ini hingga korban-nya masuk ke dlm tanah kubur) di rumah duka yg secara profesional dikelola.
Dalam cerita ini, selama di dalam rumah duka, bila korban-nya sadar (sambil diajak ngobrol), tidak lama kemudian dibius dengan obat bius dosis tinggi. Dalam film ini, calon "korban pembunuhan" benar2 dibuat seakan2 sudah mati. Dan siapapun yang tdk percaya dgn dirinya akan menjadi korban berikutnya.
Pada adegan terakhir, pacar korban yang curiga dengan gerak-gerik sang pengurus rumah duka akhirnya juga dibuat celaka di perjalanan, dan pada akhirnya dibunuh di rumah duka. Tragis!!!
Hingga adegan terakhir, kejahatan sang pengurus rumah duka tidak terdeteksi oleh siapapun, malahan dia memiliki pengikut baru yaitu seorang anak kecil yang tak terurus oleh keluarganya sendiri.
ck ck ck ck...
Semoga cerita ini tidak terjadi di dunia nyata ya.
Subscribe to:
Posts (Atom)